Pengalaman Saya Jadi "Model" Video
5:13 PM
Ngehayal berjuta-juta tahun pun saya gak pernah kepikiran bakal jadi model video, eh tapi ternyata hal itu malah kejadian. Beberapa saat yang lalu saya di minta untuk bantuin temen-teman Amnesty International Wageningen untuk jadi "model" video promo event. Bagi kalian yang belum tahu, Amnesty International adalah NGO International yang fokus terhadap hak asasi manusia. Mereka memiliki cabang dimana-mana, termasuk di Unversitas Wageningen. Di Wagenignen University, Amnesty International termasuk kedalam student association (organisasi mahasiswa) dan anggota aktifnya saat ini mencapai 20 orang lebih.
Jadi gimana ceritanya sampai saya diminta jadi model video ini. Berawal dari Thomas (teman dari group Amnesty) yang ingin buat video promo untuk event Amnesty. Awalnya dia minta Yaya untuk jadi model video nya, tapi berhubung Yaya tidak bisa, akhirnya Thomas beralih ke saya. Awalnya sih saya males juga mau jadi model video promo Amnesty, karena saya merasa bisa lebih berguna bantuin hal lain ketimbang ikutan bikin video. Tapi akhirnya Thomas bilang "we need someone from outside Europe as the model so the video can attract more people". Gara-gara itu saya pun meng-iyakan tawaran Thomas.
Lalu kenapa sih mesti orang luar Europe yang jadi model nya? Karena video nya sendiri bercerita tentang jurnalis/aktivis dari negara berkembang (seperti Indoneisa), yang dimasukan ke penjara karena opini politis nya yang bertentangan dengan pemerintah. Tujuan dari video ini sendiri untuk mendorong publik agar menulis surat sebanyak-banyak sebagai bentuk dukungan terhadap tahanan yang direnggut hak asasinya serta mendorong pemerintah agar melepaskan tahanan tersebut. So bottom line, this video is made for a good cause.
Pembuatan video ini melibatkan 3 orang: saya, Thomas dan Stefan (housemate nya Thomas, seorang filmmaker yang membantu membuat video). Proses pembuatan video nya dimulai dari jam 12 siang sampai jam 4 sore, terhitung cukup cepat karena itu sudah termasuk lunch break dan coffee break. Ternyata sehari sebelumnya Thomas dan Stefan sudah prepared setting tempat dan setting camera, jadi ketika saya datang tanpa banya ba bi bu langsung take gambar. Kerjanya efektif deh!
Yang cukup unik dari video ini adalah setting nya yang harus diambil dari dalam penjara. Terus terang, akan sangat susah kalau kita mau shooting di penjara betulan, dan lebih ribet lagi kalau harus buat penjara boongan. Untungnya Stefan kenal seseorang yang punya gedung tua dan dibawah gedung tersebut ada basement yang bisa kita gunakan untuk shooting. Lokasi gedung tua tersebut ada di daerah Arnhem (jaraknya sekitar setengah jam dari Wageningen). Basement nya sendiri persis kaya basement di film-film horor kaya Conjuring. Di dalam basement itu ada storage room kecil yang dipakai untuk taro sepeda bekas. Nah, ruang itulah yang kita gunakan sebagai "penjara". Ternyata di basement tersebut udaranya sangat dingin, disela-sela take gambar, saya selalu buru-buru pakai jaket parka dan sepatu supaya gak masuk angin.
Sejak semula saya sudah tahu bahwa saya akan jadi tahanan, karena itu untuk video ini saya tidak repot-report pake make up an atau blow rambut. Malah sebaliknya, muka saya harus di buat cemong, kaki dan tangan saya dilumuri arang, dan rambut dibuat acak-acakan. Sama sekali tidak keliatan menarik deh. Tapi namanya juga totalitas, jadi yah terima aja kata sutradara. Setelah video nya jadi, banyak yang nanya, susah gak buat video nya? Nope, sama sekali engga, karena basically saya tidak perlu acting. Insturksi-instruksi yang saya terima cuma: coba liat kamera, kepala toleh ke samping, ambil suratnya pelan-pelan, dll. Saya tidak diminta untuk mengeluarkan emosi atau ekspresi tertentu atau apaun. Dan saya sebenarnya sangat bersyukur, karena aslinya saya gak bisa acting, malah disalah satu scene saya setengah mati menahan ketawa karena geli melihat kaki saya yang belepotan arang di shoot dari jarak dekat.
Saat pertama kali melihat video ini, saya merasa kikuk sendiri. Padahal videonya sendiri tidak sampai 2 menit, tapi tetap saja rasanya aneh melihat diri saya berada didalam video itu. Tapi bagaimanapun juga pengalaman membuat video ini benar-benar menyenangkan dan semoga pesannya bisa tersampaikan :)
Lalu kenapa sih mesti orang luar Europe yang jadi model nya? Karena video nya sendiri bercerita tentang jurnalis/aktivis dari negara berkembang (seperti Indoneisa), yang dimasukan ke penjara karena opini politis nya yang bertentangan dengan pemerintah. Tujuan dari video ini sendiri untuk mendorong publik agar menulis surat sebanyak-banyak sebagai bentuk dukungan terhadap tahanan yang direnggut hak asasinya serta mendorong pemerintah agar melepaskan tahanan tersebut. So bottom line, this video is made for a good cause.
Pembuatan video ini melibatkan 3 orang: saya, Thomas dan Stefan (housemate nya Thomas, seorang filmmaker yang membantu membuat video). Proses pembuatan video nya dimulai dari jam 12 siang sampai jam 4 sore, terhitung cukup cepat karena itu sudah termasuk lunch break dan coffee break. Ternyata sehari sebelumnya Thomas dan Stefan sudah prepared setting tempat dan setting camera, jadi ketika saya datang tanpa banya ba bi bu langsung take gambar. Kerjanya efektif deh!
![]() |
storage yang dirubah jadi "penjara" |
![]() |
pengambilan scene pertama |
Sejak semula saya sudah tahu bahwa saya akan jadi tahanan, karena itu untuk video ini saya tidak repot-report pake make up an atau blow rambut. Malah sebaliknya, muka saya harus di buat cemong, kaki dan tangan saya dilumuri arang, dan rambut dibuat acak-acakan. Sama sekali tidak keliatan menarik deh. Tapi namanya juga totalitas, jadi yah terima aja kata sutradara. Setelah video nya jadi, banyak yang nanya, susah gak buat video nya? Nope, sama sekali engga, karena basically saya tidak perlu acting. Insturksi-instruksi yang saya terima cuma: coba liat kamera, kepala toleh ke samping, ambil suratnya pelan-pelan, dll. Saya tidak diminta untuk mengeluarkan emosi atau ekspresi tertentu atau apaun. Dan saya sebenarnya sangat bersyukur, karena aslinya saya gak bisa acting, malah disalah satu scene saya setengah mati menahan ketawa karena geli melihat kaki saya yang belepotan arang di shoot dari jarak dekat.
![]() |
Thomas dan Stefan yang lagi fokus ngambil gambar |
![]() |
saya & Thomas setelah scene terakhir selesai. |
8 comments
videonya keren kok meskipun cuma 2 menit, tp kok itu tempatnya kayaknya beneran serem yak? hehehe
ReplyDeletewww.ofisuredii.com
emberan, serem tempatnya, dingin pula and gelap. untung gak ada yg suka cerita serem pas shooting, jadinya gak parno sendiri.
DeleteKeren banget videonya. Singkat tapi dalem :').
ReplyDeleteSemoga pesannya bisa diterima oleh sebanyak mungkin orang yah.
aminn....makasih mba arum!
DeleteKalo di luar itu, video semacam iklan masyarakat, selalu simpel tapi keren yaa.. greget dan pesannya dapet banget biarpun cuma dua menit :D
ReplyDeleteiyah...bener banget! konsep nya simple tapi langsung nangkep isinya!
Deletekerennyaaaaaa <3333 mau juga jadi model, tapi kalau aku jadi model, ntar jadi video horror XDDD
ReplyDeletehahaha...bisa aja deh! hihihi.
Delete