Working Girl Edition: 5 Tips Bekerja Lebih Produktif (ala Imelda)
1:59 AMSaya bekerja di sebuah NGO local di Jakarta. Kalau diterjemakan ke dalam bahasa Indonesia, NGO artinya LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Bagi teman-teman yang tahu/pernah berkecimpung di dunia NGO, pasti sudah tidak asing lagi dengan sistem kerjanya yang terkadang carut-marut alias tidak ada pola kerja pasti. Tapi keuntungannya, dan kebetulan ini terjadi di kantor saya, NGO biasanya memiliki aturan kerja yang cukup fleksibel. Mau tau slogan di kantor kami? SUKA SUKA GUE YANG PENTING KERJAAN BERES DAN TIDAK LEWAT DEADLINE. Nah, kedengarnnya enak kan? Bisa bebas lenyeh-lenyeh di kantor, bisa bawa bantal pijat terus pijetan sampai bego, atau Facebook-an tiap hari juga bisa.
Tapi, pola kerja seperti ini jika diterapkan dalam jangka waktu yang lama dapat membuat kami, para pekerja NGO, jadi cendrung tidak disiplin dan sering malas-malasan. Sungguh, kalau sudah memikirkan itu, #disitusayakadangsedih dan bawaannya jadi rindu kembali bekerja di perusahaan corporate yang sistem nya lebih teratur. Dan sepanjang 5 tahun bekerja di NGO, saya telah mempraktekan berbagai macam tips dalam bekerja. Menurut saya, dari semua cara yang sudah dicoba, ada 4 tips yang terbukti sukses membuat hari-hari saya di kantor jadi bebas malas dan lebih produktif.
Ada alasan kuat kenapa tips ini menjadir top-work-advise, ya karena cara ini memang tokcer untuk mensiasati jadwal kerja kita. Tiap pagi sebelum mulai kerja, saya selalu membuat list pekerjaan yang akan saya selseaikan hari itu. Saat 1 pekerjaan beres, langsung saya coret dari post-it-notes saya. Dan jika pekerjaan tersebut belum selesai, maka post it notes tersebut akan terus menempel sampai semua list didalamnya selesai saya kerjakan.
2. Membuat Range Waktu
Selain membuat list pekerjaan, saya juga membuat timeline untuk menunjukan berapa lama saya harus menyelesaikan pekerjaan tersebut. Misalnya: buat report dari jam 09-11, meeting 13-12, balas email jam 12.30. Ketimbang berpikir "pekerjaan A harus selesai hari ini!" maka akan lebih efektif jika saya berpkir "pekerjaan A harus selesai dalam waktu 3 jam!". Memiliki target waktu seperti ini, membuat saya jadi lebih fokus dan tidak gampang teralihkan oleh hal-hal lain di kantor.
Boleh saja tapi hanya pada waktu makan siang/istirahat. Di kantor saya, akses internetnya tidak dibatasi, jadi mau buka apa saja boleh, asal jangan buka videonya Nicki Minaj yang Anaconda :D. Kalau lagi dirumah, saya bisa mantenging facebook dan youtube lamaaa sekali sampai mata jadi merah. Karena tidak ingin kebiasaan jelek ini terbawa sampai ke kantor, saya disiplin hanya membuka Facebook/Youtube pada jam makan siang. Dan begitu jam istirahat habis, saya meng-close seluruh tab social media dari layar komputer dan kembali bekerja.
Selain mengacaukan jam kerja, menunda-nunda makan siang juga mengacaukan pola makan, apalagi bagi yang punya maag, itu sih namanya cari-cari penyakit saja. Entah kenapa, di kantor saya orang-orang nya pada doyan makan siang yang nyaris sore. Bagi saya, menunda-nuda makan siang cuma mendatangkan kerugian, karena pada kenyataanya tidak ada pekerjaan di kantor saya yang se-urgent itu sampai-sampai harus memundurkan jam istirahat. Yang sering terjadi jika telat makan adalah saya jadi kelaparan dan tidak bakal konsen dalam bekerja, alhasil badan jadi rontok, pekerjaan pun tidak beres.
5. On Time
Sekalipun kantor saya tidak menuntut para staff nya untuk tiba jam 9 teng, namun ada kepuasan tersendiri jika saya datang tepat waktu. Selain saya jadi merasa lebih rileks dalam bekerja, datang ke kantor on-time dapat membuat saya, secara mental, menjadi lebih siap dalam menjalani hari. Kalian pernah gak datang ke kantor telat dan baru juga duduk di kursi 2 menit, langsung di berondong dengan berbagai urusan A, B, C oleh atasan atau teman sekerja, dan seketika itu juga kalian merasakan mini-heart-attack? Been there, done that. And let me tell you something, rasanya itu benar-benar tidak enak, karena cuma gara-gara telat sebentar, bisa merusak mood kerja seharian.Nah, itu dia 5 tips dalam bekerja yang saya terapkan di kantor. Kedengarannya sih gampang, tapi balik ke diri sendiri mau tidak mengerjakan semua hal itu? Karena bisa saja kita sudah membaca berpuluh-puluh buku tentang time management atau how-to-work-effectively, tapi jika tidak diterapkan di keseharian kita, ya podo wae. Seperti yang orang-orang sering bilang: "Motivasi" itu harus ada, tapi "Action" itu wajib hukumnya.
10 comments
Yaapp!
ReplyDeleteBuat gue juga wajib hukumnya bikin to do list soalnya suka lupa. Hahaha. Range waktu jugaa soalnya kalo gak ada skala prioritas suka bingung mau ngerjain yang mana duluann
bener banget....kadang saking banyaknya kerjaan di list suka bingung sendiri, kalo dibuat range waktu, jadi lebih terorganisir kerjaan nya
Deletekadang-kadang masih suka tidak mengikuti to do list :D
ReplyDeleteharus lebih konsisten ya
bener mba, konsisten is a must!
Deleteiya nih sangking to do listnya banyak banget kayaknya emang harus dibuat range waktu, ya DL gitu lah.. tapi sukanya emang yang mepet DL *laaaaaah* harus disiplin waktu kali ya :)
ReplyDeletebener mba...range waktu betul2 ngebantu aku kalo lagi kerja. Kadang aku suka bosen sendiri terus buka2 email, tp begitu inget ada target waktu, aku jadi kembali fokus ke kerjaan
DeleteAku buat list to do tapi sering dilanggar -,-
ReplyDeletehihihi....semangat mba! mungkin untuk permulaan sebaiknya buat to do list yang pendek2 aja dulu. kalau terlalu banyak juga bs jadi kewalahan ...
DeleteSelalu datang sebelum jam masuk emang bikin perasaan lebih rileks :D
ReplyDeletebener mba...dimana-mana lebih enak dateng cepet ketimbang telat :)
Delete